Sunday, March 2, 2014
Browse Manual »
Wiring »
agama
»
beda
»
cintaku
»
karena
»
pupus
»
Cintaku Pupus Karena Beda Agama
Usiaku 20 tahun ketika berkenalan denganAngga, dia adalah teman satu kampus denganku. Walaupun beda fakultas, kamisering bertemu saat makan di kantin atau saat menghadiri acara kampus. Singkatcerita, kami saling jatuh cinta dan mulai berpacaran.
Angga adalah pemuda yang baik dan sopan, diajuga bukan tipe pria yang suka mempermainkan wanita, karena itulah aku jatuhcinta padanya. Tetapi di balik sifat baiknya, ada satu hal yang bisa menjadipenghalang hubungan kami, yaitu agama yang berbeda.
Sejak awal, kami menekankan bahwa tidak bolehada pacaran diam-diam, kami serius dengan hubungan kami, sehingga orang tuakami harus tahu.
Pada awalnya, kedua orang tua kami menerimahubunganku dan Angga, mereka tidak mempermasalahkan perbedaan kami yang sangatprinsip. Aku dan Angga juga tidak pernah saling memaksa, kami tetap beribadahsesuai agama kami. Aku menghargai Angga dan agamanya, demikian juga dia. Itulahyang aku suka darinya, pemikiran yang dewasa dan tidak pernah memaksa.
Tanpa terasa, hubungan kami berjalan empattahun. Aku dan Angga beberapa kali membicarakan pernikahan. Mulai dari menabungagar bisa menikah legal di negara lain (kami ingin tetap memegang agamamasing-masing saat menikah), hingga bagaimana saat kami punya anak nanti. Semuasudah kami bicarakan dan baik-baik saja.
Hingga.. orang tua kami sedikit demi sedikitmenentang hubungan kami. Di kedua belah pihak, mereka ingin agar hubungan kamiberakhir. Bagi orang tuaku dan orang tua Angga, hal yang paling prinsip tidakakan bisa disatukan dengan cinta. Bisa saja kami menerima di awal, tetapi akanbanyak cemooh dari orang-orang.
Semakin hari, kedua orang tua kami semakinkeras menentang hubungan kami. Sekuat apapun aku dan Angga menjelaskan, merekatidak mau terima. Kedua orang tuaku ingin agar Angga masuk agamaku, sedangkanorang tua Angga ingin agar aku masuk agama mereka.
Bukannya tidak ingin mengalah atau egois, akudan Angga pada akhirnya sama-sama mengalah. Kami tidak ingin hubungan keluargahancur jika kami memaksa. Akhirnya aku dan Angga memutuskan hubungan kami,memutuskan ikatan cinta kami.
Jangan tanya bagaimana perih dan sakitnyahatiku, aku juga merasakan hal yang sama pada Angga. Kami sama-sama terluka,kami saling mencintai tetapi harus berpisah dengan perbedaan ini.
Mungkin Angga memang bukan jodohku, danmungkin aku memang bukan jodoh untuk Angga.
Aku masih belajar untuk menerima kenyataanini, sulit memang, tetapi aku tidak bisa memilih antara cinta, agama dan orangtuaku.
Mengalah tak selamanya kalah, aku juga masihmenghormati orang tuaku.
Semoga kelak, aku bisa mendapatkan pria yangbaik..
Sumber
Cintaku Pupus Karena Beda Agama
Usiaku 20 tahun ketika berkenalan denganAngga, dia adalah teman satu kampus denganku. Walaupun beda fakultas, kamisering bertemu saat makan di kantin atau saat menghadiri acara kampus. Singkatcerita, kami saling jatuh cinta dan mulai berpacaran.
Angga adalah pemuda yang baik dan sopan, diajuga bukan tipe pria yang suka mempermainkan wanita, karena itulah aku jatuhcinta padanya. Tetapi di balik sifat baiknya, ada satu hal yang bisa menjadipenghalang hubungan kami, yaitu agama yang berbeda.
Sejak awal, kami menekankan bahwa tidak bolehada pacaran diam-diam, kami serius dengan hubungan kami, sehingga orang tuakami harus tahu.
Pada awalnya, kedua orang tua kami menerimahubunganku dan Angga, mereka tidak mempermasalahkan perbedaan kami yang sangatprinsip. Aku dan Angga juga tidak pernah saling memaksa, kami tetap beribadahsesuai agama kami. Aku menghargai Angga dan agamanya, demikian juga dia. Itulahyang aku suka darinya, pemikiran yang dewasa dan tidak pernah memaksa.
Tanpa terasa, hubungan kami berjalan empattahun. Aku dan Angga beberapa kali membicarakan pernikahan. Mulai dari menabungagar bisa menikah legal di negara lain (kami ingin tetap memegang agamamasing-masing saat menikah), hingga bagaimana saat kami punya anak nanti. Semuasudah kami bicarakan dan baik-baik saja.
Hingga.. orang tua kami sedikit demi sedikitmenentang hubungan kami. Di kedua belah pihak, mereka ingin agar hubungan kamiberakhir. Bagi orang tuaku dan orang tua Angga, hal yang paling prinsip tidakakan bisa disatukan dengan cinta. Bisa saja kami menerima di awal, tetapi akanbanyak cemooh dari orang-orang.
Semakin hari, kedua orang tua kami semakinkeras menentang hubungan kami. Sekuat apapun aku dan Angga menjelaskan, merekatidak mau terima. Kedua orang tuaku ingin agar Angga masuk agamaku, sedangkanorang tua Angga ingin agar aku masuk agama mereka.
Bukannya tidak ingin mengalah atau egois, akudan Angga pada akhirnya sama-sama mengalah. Kami tidak ingin hubungan keluargahancur jika kami memaksa. Akhirnya aku dan Angga memutuskan hubungan kami,memutuskan ikatan cinta kami.
Jangan tanya bagaimana perih dan sakitnyahatiku, aku juga merasakan hal yang sama pada Angga. Kami sama-sama terluka,kami saling mencintai tetapi harus berpisah dengan perbedaan ini.
Mungkin Angga memang bukan jodohku, danmungkin aku memang bukan jodoh untuk Angga.
Aku masih belajar untuk menerima kenyataanini, sulit memang, tetapi aku tidak bisa memilih antara cinta, agama dan orangtuaku.
Mengalah tak selamanya kalah, aku juga masihmenghormati orang tuaku.
Semoga kelak, aku bisa mendapatkan pria yangbaik..
Sumber
#bcfda5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment